Mengukur Keberhasilan Outbound Training

Beberapa waktu yang lalu, salah satu anggota tim SPOT – Specialist Outbound Training mengikuti pertemuan dalam sebuah forum HR (Human Resource) di Jawa Timur. Dalam sebuah sesi tanya jawab, ada pertanyaan yang menggelitik tentang pelatihan yang mengusung konsep outbound training. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain; bagaimanakah cara mengukur keberhasilan sebuah outbound training? Apakah outbound training masih relevan dalam menjawab kebutuhan pengembangan SDM saat ini?

Kesuksesan sebuah outbound training perlu diukur menggunakan parameter-parameter tertentu. Menurut Kirkpatrick, ada 4 parameter yang bisa digunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah pelatihan–disebut sebagai Training Evaluation Model.

Kirkpatrick's Training Evaluation Model
Kirkpatrick’s Training Evaluation Model (src: http://www.kirkpatrickpartners.com/portals/0/Images/chain.jpg)
  1. Reaction

Pada tingkatan ini, provider outbound training mengevaluasi ketertarikan dan kepuasan peserta terhadap materi pelatihan. Ketertarikan peserta dapat diketahui melalui keaktifan mereka selama proses outbound training. Beberapa pertanyaan kunci untuk mengetahuinya, antara lain: “apakah peserta memperhatikan fasilitator?”, “apakah peserta terlibat dalam proses pelatihan?”, dan “apakah peserta terlihat antusias selama proses pelatihan?”. Sedangkan, kepuasan peserta dapat diketahui melalui penilaian mereka terhadap komponen-komponen yang menunjang proses belajar selama proses outbound training. Komponen-komponen tersebut, misalnya: lokasi pelatihan, peralatan/perlengkapan yang dipergunakan, metode dan media belajar dalam pelatihan, fasilitator yang mendampingi kelompok, dan lain-lain.

  1. Learning

Pada tingkatan ini, provider outbound training mengevaluasi hasil belajar peserta pelatihan dalam tataran kognitif. Ada 2 aspek kognitif yang menjadi tolak ukurnya, yaitu aspek pengetahuan dan aspek pemahaman. Dalam aspek pengetahuan, hasil belajar peserta outbound training dapat diketahui melalui perubahan keadaan, yang sebelum pelatihan mereka “tidak tahu”, menjadi “tahu” setelah pelatihan. Misalnya, sebelum pelatihan peserta tidak tahu hal-hal yang dapat mempengaruhi trust antar anggota kelompok, setelah pelatihan peserta jadi tahu bahwa pemimpin kelompok memiliki peranan penting untuk mendorong terwujudnya trust dalam kelompok. Sedangkan, dalam aspek pemahaman, hasil belajar peserta outbound training dapat diketahui melalui kemampuan mereka untuk menjelaskan operasionalisasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, selain peserta pelatihan tahu bahwa pemimpin kelompok punya peran penting untuk mewujudkan trust dalam kelompok, mereka juga bisa menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan/tidak boleh dilakukan oleh pemimpin, dan dampak-dampaknya terhadap trust dalam kelompok. Biasanya, peserta outbound training yang sudah memperoleh hasil belajar dalam aspek pemahaman akan cenderung lebih kritis, dia akan seringkali menjadi pemantik diskusi dalam kelompok.

  1. Behavior

Pada tingkatan ini, provider outbound training mengevaluasi hasil belajar peserta pelatihan dalam tataran perilaku (aplikasi). Hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui adanya perubahan respon tindakan-nyata dari peserta outbound training setelah mereka memperoleh pengetahuan/pemahaman dalam proses pelatihan. Misalnya, seusai peserta mengetahui pengetahuan/pemahaman tentang cara membangun trust dalam kelompoknya, mereka akan mempraktikkannya ketika simulasi dalam outbound training, dan membandingkan kinerja kelompok antara sebelum dan sesudah pengetahuan/pemahaman tentang trust tersebut diterapkan oleh mereka. Salah satu indikator dari hasil belajar dalam tataran perilaku adalah adanya usaha trial-error oleh peserta selama proses pelatihan, mereka akan merefleksikan setiap usaha trial-error tersebut hingga memperoleh gagasan yang lebih relevan untuk diterapkan kembali pada simulasi berikutnya/dalam kehidupan riil.

  1. Result

Pada tingkatan ini, provider outbound training mengevaluasi relevansi hasil belajar peserta selama proses pelatihan terhadap kinerja mereka di organisasi. Jika pada 3 tingkatan evaluasi sebelumnya itu bisa dilakukan dalam proses pelatihan, evaluasi pada tingkatan ini dilakukan setelah proses pelatihan. Artinya, provider outbound training akan melakukan follow-up untuk mengetahui efektivitas hasil pelatihannya. Biasanya, follow-up dilakukan 1 bulan/3 bulan/6 bulan setelah selesai pelaksanaan outbound training. Dalam follow-up, provider outbound training akan menanyakan “apakah ada perubahan sikap dan perilaku kerja dari para peserta pelatihan?”, “apakah perubahan tersebut bersifat menetap?”, “apakah perubahan (yang menetap) tersebut berdampak positif bagi organisasi?”, dan “apakah ada efek samping lain yang dirasakan oleh organisasi terkait perubahan sikap dan perilaku kerja anggotanya?”.

Dari keempat tingkatan evaluasi di atas, parameter mana yang akan digunakan untuk mengukur kesuksesan sebuah pelatihan (outbound training) bergantung pada hasil analisis kebutuhan pelatihan (training need analysis) yang dilakukan sebelum pelatihan. Selain itu juga bergantung pada tujuan pelatihan yang disepakati bersama antara pihak provider outbound training dan pihak organisasi (klien).

Sebagai catatan, jika hasil kesepakatan bersamanya (tujuan pelatihan) menyasar pada tingkatan ‘result’, maka organisasi perlu menyediakan lingkungan kerja yang kondusif bagi anggotanya, supaya mereka bisa mengaplikasikan hasil belajarnya, yang diperoleh melalui outbound training, secara optimal. Selain ketersediaan lingkungan kerja yang kondusif, organisasi juga perlu memiliki perencanaan terkait pengembangan/peningkatan kualitas anggotanya maupun organisasinya.

Dengan kata lain, kesuksesan sebuah pelatihan tidak hanya bergantung pada kualitas proses yang berusaha dijaga oleh provider outbound training. Kesuksesan sebuah pelatihan juga dipengaruhi oleh peran aktif dari pihak organisasi untuk menjaga sustainabilitas hasil belajar anggotanya yang dipilih menjadi peserta outbound training.

(Adi Sujatmika)

Penulis salah seorang pengajar di salah satu universitas swasta terkemuka di Surabaya, aktif di kegiatan pengembangan SDM dan Social Development, dalam beberapa kesempatan turut serta menjadi tim fasilitator SPOT-Specialist Outbound Training, serta salah satu tim penulis dan kontributor di GROWTHIA.NET.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *